Welcome

thanks for visiting this blog. Here, there are all about chemistry. hope you read and enjoy it !

Terapi Metadon Untuk Pecandu Narkoba

Sampai saat ini, terdapat beberapa macam terapi untuk pecandu narkoba. Beberapa contohnya adalah cold turkey (penghentian secara mendadak), detoksifikasi, dan terapi metadon. Namun yang terbukti banyak berhasil adalah yang terakhir yaitu terapi rumatan metadon.

Metadon merupakan opiat sintetis yang segolongan dengan heroin, kodein, dan morfin. Opiat ini pertama kali dikembangkan di Jerman pada tahun 1945 sebagai obat penghilang rasa sakit. Selanjutnya, sekitar tahun 1960an, untuk pertama kalinya metadon digunakan untuk program perawatan pada pecandu narkoba di New York.

Dengan mengikuti terapi metadon, bukan berarti pecandu narkoba serta merta lepas dari ketergantungan. Mengapa demikian? Karena metadon sendiri adalah golongan opiat, sehingga pemberian obat ini sebenarnya bertujuan untuk mengganti kebutuhan pecandu terhadap opiat lainnya seperti putaw, morfin, dll.

Sebagai opiat pengganti yang hanya bisa didapatkan pada klinik terapi metadon, penggunaannya mempunyai banyak keuntungan dibandingkan dengan penggunaan opiat ilegal. Metadon mengurangi bahkan menghilangkan ketergantungan pecandu terhadap opiat lain yang rute pemberiannya berisiko, misalnya melalui suntikan. Telah lama diketahui, penggunaan jarum suntik di kalangan pengguna narkoba intravena menjadi penyebab utama penularan HIV dan penyakit lain seperti hepatitis. Keuntungan lain adalah mengurangi tindakan kriminal yang dilakukan pecandu narkoba. Pengguna narkoba biasanya menggunakan berbagai macam cara agar bisa mendapatkan narkoba.

Dalam terapi metadon dosis diatur sedemikian rupa sehingga penderita tidak mengalami gejala putus obat, sekaligus tidak menyebabkan pemakainya terbius oleh dosis. Dengan demikian akan menormalkan gaya hidup dan perilaku pemakainya.

Metadon diberikan dalam bentuk cair. Pasien harus meminum obat ini di depan petugas. Untuk memastikan bahwa obat ini benar-benar telah di telan, petugas biasanya akan meminta pasien untuk menyebutkan beberapa kata atau kalimat. Metadon berada cukup lama di dalam darah, berkisar antara 24 – 36 jam. Oleh karena itu, cukup diberikan sekali sehari.

Lama pemberian metadon sebenarnya tidak terbatas. Tetapi pada tahap awal, sebaiknya tidak berhenti sampai enam bulan. Agar berhasil, terapi metadon harus diiringi dengan terapi konseling dan dukungan terus menerus bagi pasien. Jika keadaan pasien membaik, dan pasien menginginkan untuk menghilangkan ketergantungan, maka dapat dilakukan pengurangan dosis secara bertahap.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

0 comment:

Post a Comment