Welcome

thanks for visiting this blog. Here, there are all about chemistry. hope you read and enjoy it !

Ikan dan Tahu berformalin

BPPOM mengungkapkan, banyak produk makanan yang mengandung formalin. Masyarakat pun bereaksi. Mulai dari ibu rumah tangga sampai pedagang di pasar.

Setelah Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) menyiarkan berbagai produk makanan yang mengandung formalin, langsung saja berita ini jadi perbincangan hangat masyarakat. BBPOM juga mengungkapkan bahaya formalin bagi kesehatan.

Bagaimana reaksi ibu-ibu?
Esna Herawati,ibu rumah tangga yang tinggal di Pondok Cabe, mengungkapkan, ibu-ibu pasti sulit menghindari makanan yang mengandung formalin.

Esna pun mengungkapkan keresahannya, "Jika ke pasar tradisional, sebagai ibu rumah tangga saya pasti beli tempe, tahu, mi,atau ikan. Kalau semuanya mengandung formalin, berarti makanan yang di meja makan kita, sudah dibuhuhi racun. Ini harus ditangani secepatnya oleh pihak terkait.”

Dikatakan Esna para ibu rumah tangga sulit menghindari makanan berformalin mengingat jenis makanan itu termasuk lauk pokok yang digemari keluarga. "Bagaimana membedakan makanan yang berformalin dan yang tidak? Kita harus mengerti petunjuknya, misalnya yang disarankan lewat media cetak, atau televisi,” papar Esna.

Agar aman, sekarang Esna tak asal beli lauk untuk keluarganya. Ia tak berani lagi membeli ikan yang sudah mati.”Masih ada alternatif, kok. Sekarang ini saya memilih membeli ikan yang masih hidup. Banyak, kok, di pasar tradisional yang menjual ikan segar yang masih hidup. Misalnya saja ikan mas, mujair, lele. Itu cara yang paling aman.”

Lain lagi dengan Ny. Avin Ws Yosro dari Tangerang. Ia memang resah dengan banyak makanan yang mengandung formalin. Namun, ia mengaku tidak kaget lagi, “Sebab, dulu orang tua saya selalu mengontrol makanan untuk keluarga. Misalnya saja mi dan bakso. Dulu, saya dilarang orang tua beli bakso yang banyak dijajakan penjual. Kalau pengen bakso, orang tua bikin sendiri di rumah. Hal ini menurun ke saya, sehingga saya selalu menyajikan makanan sehat untuk suami dan anak-anak,” tutur Avin.

Sejak lama pula Avin mengetahui bahaya formalin. Itu sebabnya, ia selalu hati-hati membeli bahan makanan apa pun. Kalau ingin makan tahu, ia memilih membeli di supermarket. “Di sana, saya cari tahu sutra yang lembut, tak kenyal, dan mudah hancur. Tahu-tahu yang kenyal itu, biasanya sudah ditetesi formalin untuk pengawet.”

Saat membeli ikan, Avin juga hati-hati. Belakangan ia tahu, ikan yang tak dirubung lalat, pasti dibubuhi formalin. Itu sebabnya, ia membeli ikan yang masih hidup. Uniknya, “Saya juga memilih ikan segar yang dikerumuni lalat. Tentu saya perlu beli ikan karena sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan anak,” papar Avin.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

0 comment:

Post a Comment