Welcome

thanks for visiting this blog. Here, there are all about chemistry. hope you read and enjoy it !

Penyedap Makanan yang Perlu Dikurangi

Kebiasaan makan dalam keluarga sering menghasilkan menu atau pilihan makanan yang tak sehat. Bahkan, bisa meningkatkan risiko
penyakit berbahaya seperti darah tinggi. Mengapa tak ditinggalkan? Penyebabnya ada dua: bisa karena ketidaktahuan, bisa karena rasanya yang begitu enak sehingga sulit dilepaskan. Nah, kali ini Anda dapat membaca, penyedap makanan apa saja yang perlu dihindari. Tujuannya cuma satu: agar cita-cita hidup sehat segera terwujud.



Kerupuk dan keripik.
Kerupuk adalah salah satu makanan favorit bagi banyak orang. Saking sukanya, kita kerap menjadikan kerupuk sebagai "aksesori" wajib saat makan tiba. Kita tidak sadar kalau makanan renyah yang satu ini bisa berbahaya bagi kesehatan. Apalagi kalau dikonsumsi berlebihan.

Menurut dr. Johanes C. Chandrawinata, MND, SpGK, kerupuk mengandung kalori, lemak, dan natrium yang tinggi. Kelebihan lemak (yang terdapat di sekujur kerupuk) dan kalori, sudah pasti akan menyebabkan kegemukan. Sementara itu, natrium yang tinggi dapat memicu tekanan darah tinggi. Satu lagi bahaya kerupuk yang wajib kita waspadai adalah sifat karsinogen yang dibawa oleh zat pewarna buatan kerupuk. Karsinogen adalah zat kimia yang dapat meningkatkan risiko berbagai jenis kanker.

Bila kebiasaan makan kerupuk sulit dihentikan, coba antisipasi dengan memilih kerupuk yang diolah dengan pasir panas dan tanpa pewarna buatan. Contohnya, kerupuk kemplang dari Palembang dan kerupuk mlarat dari Cirebon (tanpa warna). Kedua jenis kerupuk tradisional ini berkalori rendah karena tidak tersentuh oleh minyak goreng.

Kecap manis
Kalau lauk tak karuan rasanya, kecap sering jadi penolong. Rasanya yang manis, gurih, membuat kecap jadi teman makan yang sulit diabaikan. Yang tak pernah kita pahami, kecap memiliki kandungan natrium, penyedap rasa (monosodium glutamate/MSG), serta zat pengawet makanan yang tinggi. Kombinasi ketiganya sangat berbahaya bagi kesehatan, terutama bagi penderita penyakit darah tinggi dan batu ginjal. Oleh karenanya, kita disarankan untuk menggunakan kecap hanya pada waktu memasak saja. Kadarnya juga tidak boleh berlebihan.

Bagaimana bila kita sulit menghentikan kebiasaan menambahkan kecap ke setiap masakan? Ganti dengan molase organik. Molase adalah sirup kental berwarna coklat gelap, yang merupakan hasil penyulingan gula tebu. Bahan pemanis yang satu ini dapat kita beli di swalayan organik terdekat.

Saus tomat, saus sambal
Rasanya memang kurang nikmat kalau ngemil tanpa ditemani saus tomat atau saus sambal. Padahal, sama seperti kecap, saus juga dapat merusak kesehatan jika dikonsumsi terlalu banyak. Si "biang gara-gara" masih berkaitan dengan kandungan natrium, bahan pewarna, dan bahan pengawet di dalamnya.

"Bukan berarti kita lantas sama sekali tidak boleh menikmati saus," kata dr. Johanes, "Hanya saja, konsumsinya harus dibatasi." Asal jangan terlalu banyak dan jangan terlalu sering. Lebih baik lagi kalau kita lebih selektif ketika membeli saus. Pilihlah yang kandungan natriumnya rendah. Sesuai anjuran BPOM, batas konsumsi natrium yang diperbolehkan adalah 1.000 mg/ kg saus. Atau, lebih baik lagi kalau kita mau meluangkan sedikit waktu untuk membuat saus sendiri.

Cara membuat saus tomat sehat
Saus tomat yang sehat bisa kita buat sendiri di rumah. Perlu diingat, saus buatan sendiri ini lebih mudah kedaluarsa karena tidak menggunakan bahan pengawet. Maka, buatlah saus hanya sebanyak yang kita perlukan.

Bahan:
Tomat segar secukupnya
Gula sesuai selera
Garam

Cara membuat:
1. Rebus air di dalam panci hingga mendidih.
2. Masukkan tomat selama beberapa menit hingga kulitnya terlihat agak mengelupas. Angkat.
3. Kupas dan sisihkan kulit tomat. Haluskan tomat dengan menggunakan blender.
4. Masukkan tomat yang sudah dihaluskan ke dalam wajan panas tanpa minyak. Masak.
5. Masukkan gula dan garam. Masak dan aduk sampai kesat.
6. Dinginkan. Simpan di wadah yang terbuat dari kaca, jangan lupa beri catatan tanggal pembuatan. Kemudian simpan di lemari es agar lebih awet.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Penyedap Makanan Rusak Saluran Pencernaan

Kontroversi penggunaan penyedap makanan alias vetsin tidak kunjung usai. Makanan yang dibubuhi monosodium glutamate (MSG) mem­buat volume saluran pencernaan memuai, dan memicu orang makan tidak kenyang.

Pakar Gizi dan Pa­ngan Prof Ali Khomsan mengatakan, harus dia­kui MSG atau pe­nye­dap makanan, bila di­gu­nakan secara berlebihan da­pat merangsang naf­su makan.

Terutama, ma­kanan cepat saji se­perti kripik dan ma­ka­nan lainnya yang ba­nyak dibubuhi penye­dap makanan.

”Tujuannya, tentu sa­ja untuk memberikan aro­ma yang harum dan menimbulkan selera. Dengan begitu, makanan ce­pat saji atau makanan ringan seperti kripik kentang menjadi laku di pasaran,” ujarnya.

Dia mengungkapkan, penyedap makanan atau monosodium glu­ta­mat salah satu membahayakan kesehatan, bila digunakan secara ber­lebihan. Apalagi makanan yang mengandung MSG tidak men­can­tum­kan jumlah kandungannya.

”Hal ini harus ditindak lanjuti karena masyarakat tidak diberikan in­formasi yang jelas, berapa nilai gizi dan kandungannya. Jadi ma­sya­rakat hanya bisa menduga, tanpa tahu kepastian kan­dungannya,” katanya.

Apalagi bila dikonsumsi anak-anak sangat berbahaya. Sebab anak ren­tan terhadap asupan dalam tubuhnya

Di samping bahaya dari penyedap rasa, bahaya lainnya yang diha­da­pi oleh masyarakat adalah efek samping bahan pengemas.

Unsur-unsur bahan pengemas yang berbahaya bagi masyarakat ka­rena terdapat zat plastik berbahaya seperti PVC yang dapat meng­ham­bat produksi hormon testeron.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Zat Kimia Dalam Kosmetik

Kosmetik atau produk kecantikan yang setiap hari kita gunakan mengandung berbagai macam bahan kimia. Meskipun selama ini tidak muncul masalah saat Anda menggunakannya, bukan berarti bahan kimia tersebut tidak berbahaya.

Kenali risiko dari bahan kimia yang terdapat pada kosmetik Anda. Jangan sampai dikemudian hari timbul masalah kesehatan akibat dari penggunaan kosmetik yang mengandung bahan kimia berbahaya.

1. Shampo
Jumlah bahan kimia: 15
Yang paling mengkhawatirkan : sodium lauryl sulphate, tetrasodium dan propylene glycol
Risiko: iritasi kulit, dan kerusakan pada mata

2. Hairspray
Jumlah bahan kimia : 11
Yang paling mengkhawatirkan : octinoxate, isophthalates
Risiko : iritasi mata, mengganggu keseimbangan hormon dan perubahan struktur sel

3. Perona mata (eyeshadow)
Jumlah bahan kimia: 26
Yang paling mengkhawatirkan : polythylene thrphthalate
Risiko : kemandulan, kanker, dan menggangu keseimbangan hormon

4. Perona pipi (Blush on)
Jumlah bahan kimia: 16
Yang paling mengkhawatirkan: ethylparaben, methylparapen, prophylparaben
Risiko: iritasi dan menggangu keseimbangan hormon

5. Perona bibir (lipstik)
Jumlah bahan kimia: 33
Yang paling mengkhawatirkan : polymenthyl methacrylate
Risiko: alergi dan kanker

6. Alas bedak (foundation)

Jumlah bahan kimia: 24
Yang paling mengkhawatirkan: polymenthyl methacrylate
Risiko: menurunkan sistem imunitas, alergi dan kanker

7. Deodorant
Jumlah bahan kimia: 15
Yang paling mengkhawatirkan : isoprophyl myristate
Risiko: iritasi kulit, sakit kepala dan masalah pernafasan

8. Body lotion
Jumlah bahan kimia: 32
Yang paling mengkhawatirkan: ethylparaben, methylparapen, prophylparaben, polyethylene glycol (yang juga bahan pada pembersih lantai)
Risiko: iritasi kulit dan mengganggi keseimbangan hormon

9. Parfum

Jumlah bahan kimia: 250
Yang paling mengkhawatirkan: benzaldehyde
Risiko: kerusakan ginjal dan iritasi pada mata, tenggorokan dan mulut

10. Pewarna kuku (kuteks)
Jumlah bahan kimia: 31
Yang paling mengkhawatirkan : phthlates
Risiko: kemandulan dan masalah pada kehamilan

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Zat Kimia Dalam Parfum (Wewangian)

Parfum atau pewangi telah digunakan sejak zaman dahulu kala terutama oleh kaum wanita. Penggunaanya mulai dari upacara keagamaan, pernikahan atau bahkan kematian dimana setiap moment memiliki aroma tersendiri. Seiring dengan perkembangan zaman, penggunaan ini semakin berkembang. Pewangi atau parfum digunakan pada setiap produk, mulai dari produk kebutuhan wanita, hingga produk kebutuhan rumah tangga seperti cairan pembersih bahkan obat anti nyamuk. Produk yang memiliki wewangian yang khas dan menarik memang cukup digemari oleh masyarakat, karena memang kesan bersih, segar dan menyenangkan akan ditimbulkan dari wewangian tersebut.

Namun apakah penambahan zat pewangi atau parfum pada beberapa produk harian atau kosmetik tersebut aman bagi penggunanya? Bagaimana dengan ibu hamil yang mengirupnya apakah wangi tersebut benar-benar murni terbuat dari campuran bunga dan buah seperti yang dicantum pada kemasan atau pada iklan produk tersebut. Mungkinkah kita mendapatkan wewangian yang benar-benar asli dan aman dengan harga yang sangat murah? Dibawah ini akan kita lihat beberapa tabel yang memberikan informasi tentang kandungan wewangian sintesis serta beberapa efek samping yang akan ditimbulkan jika terhirup dalam jumlah yang banyak dan kontinyu.

Aroma Bahan Yang di Kandung (% Berat Bersih) Tanda Keracunan
Jeruk , lemon Fruity-fragrance 86-173 Limonin > 50% kanker, peradangan pada mata dan kulit
Lavender Lavender-fragrance 93-054 Linalool 10-50% Gangguan pernafasan
Tomat Tomato Oil 010 Propilin glikol > 50% Peradangan pada mata dan kulit, jika tertelan dan terhirup dapat menyebabkan pingsan dan tak sadar
Pepermint Spearmint oil 660 Karvon > 50% Menyebabkan peradangan pada mata dan kulit.
Musim bunga Spring Flowers Fragrance 5975 Karbitol 10 – 50% Gangguan pernafasan dan sistem saraf, peradangan mata.
Pepermint Peppermint 501 1-Menthol 10 – 50% Lesu lemah mual, muntah, sakit perut, vertigo, hilang keseimbangan pergerakan anggota badan, mengantuk dan koma
Buah-buahan Bergamont Oil 100 Linalil asetat, lomonin, linalool, 10 – 50% Gangguan pernafasan, peradangan mata dan kulit.
Bunga-bungaan Bouquet Floral 3881 Benzal asetat 10 – 50% Kanker pankreas, peradangan mata, saluran pernafasan dan batuk.
Kulit Kayu Manis Cinnamon Oil 950 Sinamik Aldehid > 50% Peradangan sistem pernafasan dan kulit, mengantuk. Jika tertelan menyebabkan muntah, sakit perut dan diare.
Wangi Cemara Alpha Pinene P & F a-Pinen 97.5% Mengganggu sistem pernafasan, kerusakan paru-paru, vertigo, denyutan jantung meningkat, pusing, halusinasi, kebakaran dan kesan terbakar pada kulit, konjunktivitas, merusakkan sistem pertahanan badan.
Lila Alpha Terpineol P & F, FCC a-Terpineol 88.5% Peradangan lapisan mucus pada-paru, pneumonitis, susah bernafas, kehilangan koordinasi anggota badan, sakit kepala.

Kandungan Wangian

Setiap produk wewangian mengandung pelarut tambahan yang berfungsi sebagai media atau fondation baik parfum itu asli atau sintesis. Persentase kandungan bahan kimia dalam parfum antara kisaran 30 % tergantung dari jenis produknya. Namun dari beberapa analisa pasar, 95 % bahan kimia yang terkandung di dalam produk wangian adalah bahan kimia sintetik yang berbahan dasar petroleum yang merupakan turunan benzena, aldehid atau zat yang umumnya terkenal beracun. Salah satu organisasi di Amerika yang menangani masalah kesehatan lingkungan menemukan zat kimia beracun dari 815 sampel yang mereka ambil. Tes yang dilakukan pada tahun 1991 menemukan zat-zat yang terkandung adalah kloroform yang dapat juga ditemui pada pelembut pakaian dan p-diklorobenzena yang telah diketahui bersifat karsinogenik pada produk penyegar ruangan dengan dosis yang tinggi.

Selain itu juga terdapat pengharum yang beraroma musk, yang dicurigai mengakibatkan sakit kepala dan juga bersifat karsinogenik meskipun pada kandungan yang lemah. Berdasarkan riset dari FDA pada tahun 1968-1972, bahan kimia seperti alfa-terpineol, benzil asetat, benzil alcohol, limonin, lioanalol yang sering terdapat dalam kosmetik, bahan-bahan ini dicurigai sering memberikan efek samping pada kulit pemakai.

Bahaya Kesehatan

Salah satu ciri keracunan yang disebabkan oleh bahan kimia yang terdapat dalam zat pewangi yang ditambahkan dalam suatu produk pembersih dan kosmetik adalah asma, kanker, cacat janin pada bayi dalam kandungan, keguguran, gangguan pada syaraf, seperti Parkinson , alzeimer, dll. Identifikasi ini dapat ditemukan baik dalam jangka panjang atau pendek

Pada tahap awal keracunan dapat diidentifikasi melalui reaksi seseorang terhadap suatu produk tertentu yang dicurigai mengandung bahan pewangi sintetik yang mengandung zat kimia yang berbahaya. Walaupun pada tahap ini hanya sebagian orang yang sensitif yang menunjukkan tanda-tanda keracunan, sama bentuknya seperti seseorang yang alergi terhadap debu. Sedangkan sebagian individu yang lain bisa jadi tidak menunjukkan reaksi apapun pada tahap awal pemakaian produk. Namun pada pemakaian produk yang sama dalam jangka waktu lama dan berulang-ulang barulah terlihat gejala keracunan dengan kondisi yang akut dan sulit disembuhkan seperti kanker atau penyakit berat lainnya. Produk yang dapat memberikan efek langsung kepada pemakai sehingga dapat diidetifikasi tanda keracunan adalah produk yang biasanya berkontak langsung dengan sistem pernafasan, seperti pengharum ruangan, colone, minyak wangi semprot, hairspray, kuteks, dan lain-lain . Efek akan lebih berbahaya terutama pemakaian yang bersifat semburan pada bagian tubuh dalam bentuk gas, sehingga terjadi kontak langsung pada sistem pernafasan mulai dari bagian hidung, faring, laring, paru-paru dan seterusnya keanggota tubuh bagian lain yang disalurkan melalui sistem peredaran darah. Untuk produk yang digunakan pada bagian luar yaitu pada kulit seperti sabun, shampoo, krim pencukur, pemutih pakaian, detergen, pelembut pakaian, dan lain sebagainya proses keracunan terjadi saat produk yang dipakai menyerap pada pori-pori kulit dan memasuki aliran darah dan seterusnya pada bagian anggota tubuh bagian dalam.

Dibawah ini table bahan kimia dan efek samping yang biasa di rasakan oleh manusia, yang terkandung dalam produk rumah tangga dan kosmetik yang mengandung parfum atau pewangi seperti minyak wangi, deodorant, colone, penyegar udara, sabun pencuci piring, hairspray, detergent dan lain sebagainya.

Kandungan Bahan Kimia Tanda keracunan / Efek samping
3-Butane-2-one Peradangan pada kulit dan sistem pernafasan
Aseton Menganggu sistem saraf pusat, kekeringan pada mulut dan tenggorokan, pusing, lesu, hilang keseimbangan, tidak sadarkan diri, dan koma.
Siklopentana(g)-2-benzopiran Peradangan pada kulit, mata dan saluran pernafasan.
Etanol Lesu, Peradangan pada mata dan bagian atas sistem pernafasan, pusing, penglihatan yang kabur, hilang keseimbangan, kesemutan..
Etil asetat Sakit kepala, kulit kering dan pecah-pecah, kekurangan darah, kerusakan hati dan ginjal, Peradangan pada mata dan saluran pernafasan
Fenol, Ester Gangguan sistem saraf, kanker
Hidrosinamaldehid, p-tert-butil-alfa-metil Pingsan, sulit bernafas, gangguan sistem reproduktif pada pria
Metilen Klorida kanker, sesak nafas (karena dimetabolisme karbon monoksida), sakit kepala, pusing, lelah, sensitif
Phenol, 2,60bis(1,1-dimetileti)-4-metil Gangguan pada janin dan sistem reproduksi.
Benzaldehid Mengganggu sistem saraf pusat, peradangan pada mulut, tenggorokkan, mata, kulit, paru-paru, lesu, sakit perut dan kerusakan ginjal.
Kamper (kapur barus) Alergi pada kulit, Peradangan pada mata, hidung dan tenggorokkan, pusing, lesu dan tak sadarkan diri.
Benzil alkohol Peradangan pada sistem pernafasan, pusing, lesu, muntah, tekanan darah rendah, gangguan sistem saraf, kesulitan bernafas.
Karbitol Peradangan pada mata, kulit, saluran pernafasan paru-paru.

Tanda Keracunan

Pada umumnya keracunan zat pewangi di tandai oleh beberapa gejala berikut berdasarkan departemen kesehatan di Kanada (tahun 1990) yaitu mata berair, penglihatan berganda, bersin, sesak nafas, alergi ringitis, sinusitis, tinunitus, pusing, vertigo, batuk, bronkitis, sulit bernafas, sesak nafas, asma, anafilaksis, migrain, disorientasi, kehilangan ingatan bertahap, ketegangan, alergi akut, kemurungan, perubahan tingkah laku, memar pada kulit, peradangan otot dan sendi, sakit, lemah, denyutan jantung yang tidak teratur atau lebih cepat. Oleh sebab itu sangat dianjurkan untuk membaca label pada produk yang akan dibeli untuk mengetahui kandungan kimia yang digunakan apakah zat yang terkandung cukup aman untuk manusia, dan sebaiknya jauhkan pemakian produk yang mnegandung zat kimia yang berbahaya pada anak-anak dan juga ikuti cara pemakaian dan keselamatan pada kemasan yang tertera. Jjadi ingatlah, tidak semua produk pewangi aman buat manusia !

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Minuman Keras (Bagian II)

Efek Samping
Bila dikonsumsi berlebihan, minuman beralkohol dapat menimbulkan ganggguan mental organik (GMO), yaitu gangguan dalam fungsi berpikir, merasakan, dan berprilaku. Timbulnya GMO itu disebabkan reaksi langsung alkohol pada sel-sel saraf pusat. Karena sifat adiktif alkohol itu, orang yang meminumnya lama-kelamaan tanpa sadar akan menambah takaran/dosis sampai pada dosis keracunan atau mabuk.
Mereka yang terkena GMO biasanya mengalami perubahan perilaku, seperti misalnya ingin berkelahi atau melakukan tindakan kekerasan lainnya, tidak mampu menilai realitas, terganggu fungsi sosialnya, dan terganggu pekerjaannya. Perubahan fisiologis juga terjadi, seperti cara berjalan yang tidak mantap, muka merah, atau mata juling. Perubahan psikologis yang dialami oleh konsumen misalnya mudah tersinggung, bicara ngawur, atau kehilangan konsentrasi.
Mereka yang sudah ketagihan biasanya mengalami suatu gejala yang disebut sindrom putus alkohol, yaitu rasa takut diberhentikan minum alkohol. Mereka akan sering gemetar dan jantung berdebar-debar, cemas, gelisah, murung, dan banyak berhalusinasi.

Minuman keras terbagi dalan 3 golongan yaitu:
Gol. A berkadar Alkohol 01%-05%
Gol. B berkadar Alkohol 05%-20%
Gol. C berkadar Alkohol 20%-50%

Beberapa jenis minuman beralkohol dan kadar yang terkandung di dalamnya :
Bir,Green Sand 1% - 5%
Martini, Wine (Anggur) 5% - 20%
Whisky, Brandy 20% -55% .

Beberapa Jenis Minuman Yang Mengandung Alkohol
- Anggur
- Bourbon
- Brendi
- Brugal
- Caipirinha
- Chianti
- Jägermeister
- Mirin
- Prosecco
- Rum
- Sake
- Sampanye

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Terapi Metadon Untuk Pecandu Narkoba

Sampai saat ini, terdapat beberapa macam terapi untuk pecandu narkoba. Beberapa contohnya adalah cold turkey (penghentian secara mendadak), detoksifikasi, dan terapi metadon. Namun yang terbukti banyak berhasil adalah yang terakhir yaitu terapi rumatan metadon.

Metadon merupakan opiat sintetis yang segolongan dengan heroin, kodein, dan morfin. Opiat ini pertama kali dikembangkan di Jerman pada tahun 1945 sebagai obat penghilang rasa sakit. Selanjutnya, sekitar tahun 1960an, untuk pertama kalinya metadon digunakan untuk program perawatan pada pecandu narkoba di New York.

Dengan mengikuti terapi metadon, bukan berarti pecandu narkoba serta merta lepas dari ketergantungan. Mengapa demikian? Karena metadon sendiri adalah golongan opiat, sehingga pemberian obat ini sebenarnya bertujuan untuk mengganti kebutuhan pecandu terhadap opiat lainnya seperti putaw, morfin, dll.

Sebagai opiat pengganti yang hanya bisa didapatkan pada klinik terapi metadon, penggunaannya mempunyai banyak keuntungan dibandingkan dengan penggunaan opiat ilegal. Metadon mengurangi bahkan menghilangkan ketergantungan pecandu terhadap opiat lain yang rute pemberiannya berisiko, misalnya melalui suntikan. Telah lama diketahui, penggunaan jarum suntik di kalangan pengguna narkoba intravena menjadi penyebab utama penularan HIV dan penyakit lain seperti hepatitis. Keuntungan lain adalah mengurangi tindakan kriminal yang dilakukan pecandu narkoba. Pengguna narkoba biasanya menggunakan berbagai macam cara agar bisa mendapatkan narkoba.

Dalam terapi metadon dosis diatur sedemikian rupa sehingga penderita tidak mengalami gejala putus obat, sekaligus tidak menyebabkan pemakainya terbius oleh dosis. Dengan demikian akan menormalkan gaya hidup dan perilaku pemakainya.

Metadon diberikan dalam bentuk cair. Pasien harus meminum obat ini di depan petugas. Untuk memastikan bahwa obat ini benar-benar telah di telan, petugas biasanya akan meminta pasien untuk menyebutkan beberapa kata atau kalimat. Metadon berada cukup lama di dalam darah, berkisar antara 24 – 36 jam. Oleh karena itu, cukup diberikan sekali sehari.

Lama pemberian metadon sebenarnya tidak terbatas. Tetapi pada tahap awal, sebaiknya tidak berhenti sampai enam bulan. Agar berhasil, terapi metadon harus diiringi dengan terapi konseling dan dukungan terus menerus bagi pasien. Jika keadaan pasien membaik, dan pasien menginginkan untuk menghilangkan ketergantungan, maka dapat dilakukan pengurangan dosis secara bertahap.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Pembuktian Deterjen yang Baik (2)

Gawat ekonomi bagaimanapun orang-orang tetap membutuhkan produk sabun untuk mencuci, sampai yang paling parah sekalipun tetap masih menggunakan sabun curah batangan dari penjual sabun. Nah, berikut adalah tips memilih sabun cair yang betul-betul cocok digunakan. Syaratnya:

1. Deterjen tersebut ramah lingkungan. Cara pengujiannya:
-campur produk sabun cair dengan air, aduk merata, kemudian siramkan ke tanaman & tanah.


lihat hasilnya:
- apakah sabun dari penjual sabun tersebut biodegradeable (mudah terurai secara alamiah, tidak meninggalkan bekas)
- jika ke tanaman, apakah tanaman tersebut masih hidup di hari-hari berikutnya?



2. Tidak panas di tangan.
Deterjen yang menyebabkan panas apabila digenggam di tangan adalah karena reaksi dari soda campuran sabun cair tersebut terhadap lemak dibahwa lapisan kulit. Soda nama kimianya Sodium Hydroxide (NaOH). Industri produk sabun cair menggunakan ini karena murah dan penangannya mudah (gimana nasib penggunanya?). Sangat berbahaya, dalam dosis kecil bersifat korosif, jika banyak dapat menimbulkan iritasi. cara pengujian: larutkan produk sabun dalam air secukupnya, kemudian rendamlah beberapa logam besi (misal: paku), biarkan beberapa hari. Hasilnya:
Paku akan berkarat (tanda Sodium Hydroxide mulai bekerja).
Bayangkan jika itu terjadi pada pakaian anda? (pakaian jadinya mudah lapuk)


3. Tidak banyak berbusa.
Asumsi ibu-ibu makin banyak busa sabun curah makin enak nyucinya, makin bersih… Attention Please !!! Asumsi belum tentu benar. Sebelum kita menggunakan sesuatu pertimbangkanlah secara matang keuntungan dan kerugian yang akan timbul darinya. Busa ( Carboxyl Methyl Cellulose) sejenis bahan kimia yang hanya menghasilkan buih. Reaksi terhadap pakaian tidak ada. Karena banyak busa sabun maka kita makin asik menyikat pakaian, akhirnya kotoranpun copot dan pakaian pun rusak karena bolak-balik disikat. Keuntungan banyak busa: Tidak ada.
Kerugian:
- Pemakaian air bertambah (untuk membilas).
- Tenaga lebih banyak keluar.
- Waktupun lebih banyak terbuang (karena harus membilas)

Nah, sampai batas ini saya hanya bisa menyarankan Anda untuk menanyakannya kepada pihak produsen deterjen Anda.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Pembuktian Deterjen yang Baik (1)

Detergent / Detergen / Deterjen banyak sekali macamnya tetapi yang paling menarik bagaimana membuktikan bahwa merk A lebih baik dari merk B. Kami coba tuangkan setengah sendok Detergent / Detergen / Deterjen saat kami demo produk di Bandung. Kami tuangkan air 200 ml dan mulai diaduk dan tampillah bentukan ini.

Tabung A diisi dari Detergent / Detergen / Deterjen dari merk A mengandung banyak filler / pemberat yang tak bisa teraduk sempurna pada air, sedangkan Detergent / Detergen / Deterjen merk B teraduk sempurna. Ini adalah ciri tersendiri bahwa jenis Detergent / Detergen / Deterjen yang ber filler banyak berarti kemampuannya kurang sebagai pembersih seperti merk A (merk yang pasti anda temui dimana-mana dari warung sd hypermart, pastilah ada). Lalu kami tuangkan setengah sendok merk B yang berasal dari pabrik kami

Detergent / Detergen / Deterjen merk A dan B dalam tabung-tabung ini mau kita buktikan ke proses ke 2 adalah melarut kan Betadin ke cairan yang ada di tabung yang lebih kecil kita sebut itu tabung A1 dan tabung B1 kedua tabung diberikan 5 tetes betadin cair dan dilarutkan dengan air putih biasa. Kedua tabung berubah warna nya menjadi warna teh. Dan apa selanjutnya adalah….

Kita tuang sendok persendok cairan dari tabung A ( Detergent / Detergen / Deterjen merk A – merk terkenal + air) ke tabung A1 satu demi satu dan bisa dilihat di videonya disini bahwa setelah sendok air ke 13 barulah air betadin di tabung A1 baru jernih

Bagaimana dengan tabung B yang mengandung Detergent / Detergen / Deterjen merk B + air hanya dengan satu , dua sendok saja air betadin di tabung B1 menjadi jernih. Videonya bisa dilihat disini

Jelas sekali bahwa merk B jauh lebih baik dari merk A

Merk A adalah merk terkenal dan dimana-mana anda bisa ditemukan, berfiller banyak dan daya larut nya sedikit

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Minuman Keras (Bagian I)

Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung etanol. Etanol adalah bahan psikoaktifdan konsumsinya menyebabkan penurunan kesadaran. Di berbagai negara, penjualan minuman beralkohol dibatasi ke sejumlah kalangan saja, umumnya orang-orang yang telah melewati batas usia tertentu.

Asal Usul Bir (Minuman Beralkohol / Miras)

Tidak jelas benar dari mana kata bir berasal. Namun proses pembuatannya sendiri sudah ditemukan sejak lama. Sebuah prasasti yang ditemukan di delta subur antara sungai Eufrat dan sungai Tigris di kawasan Mesopotamia (sekarang kawasan irak) dan diperkirakan berasal dari masa sekitar 6.000 SM, sudah memuat gambaran tentang proses pembuatan bir. Sebuah relief yang terdapat di makam kuno di Mesir dari masa sekitar 2.400 SM juga menggambarkan proses pembuatan bir dengan bahan "barley" (barli), yaitu semacam rumput yang bijinya bisa diolah menjadi bir. Sejarah selanjutnya menapak pada tahun 2.000 SM ketika Raja Hammurabi dari Babylonia merilis resep tentang cara pembuatan dan penyajian bir. Di Mesir sendiri, sang Fir'aun (pharaoh) juga terkenal sebagai ahli pembuat minuman hasil fermentasi ini.

Menurut Ensiklopesia Britanica, seorang sejarawan dari Pliny dan Tacticus mencatat bahwa bangsa dari suku Saxon, Celt, Nordic dan Germanic sudah menkonsumsi sejenis bir tak berwarna (disebut ale). Istilah ini juga berkembang diantara istilah-istilah lain di kalangan bangsa Anglo-Saxon seperti istilah Malt, Mash, dan Wort.

Pada abad 15, pembuatan bir di Jerman menggunakan teknik fermetasi yang berbeda. Prosesnya dilakukan dengan proses fermentasi dasar, bukan fermentasi di atas bahan bakunya. Bir yang dihasilkan dengan lager (dari bahasa Jerman: Lagern = menyimpan) karena bir pada masa itu dibuat pada musim dingin dan membutuhkan es untuk menyimpannya pada musim panas.

Proses pembuatan bir kemudian berkembang dengan adanya kontrol yang baik menggunakan termometer dan sakarimeter yang bis amengukur kadar gula. Dengan paduan teknologi pembuatan es dan sistem pedinginan, pembuatan bir bisa dilakukan pada musim panas. Tapi cita rasa bir masih juga tak bisa ditentukan, sebab sangat dipengaruhi proses berubahnya gula menjadi alkohol oleh sel ragi. Lalu muncullah Louis Pasteur yang berargumen bahwa walaupun semua jenis sel ragi bisa dimanfaatkan untuk fermentasi, namun tidak semua sel inicocok bagi proses pembuatan bir. Sel-sel yang tertentu saja yang akan menghasilkan cita rasa bir yang tinggi. Proses Pasteurisasi yang ditemukannya juga mampu membuat bir menjadi tahan lama, setelah memanaskan bir hingga 70 derajat celcius agar mikroorganisma tidak aktif. Berbagai teknologi yang kemudian ditemukan juga membuat bir yang dihasilkan menjadi seperti yang kita kenal saat ini.

Proses Pembuatan Bir

Proses pembuatan bir sebenarnya sederhana saja. Prinsip yang digunakan sama seperti pembuatan minuman keras buatan lokal Indonesia, atau seperti pembuatan tape ketan, yaitu dengan memanfaatkan proses fermentasi. Bulir gandum (atau sejenisnya) dibiarkan tumbuh berkecambah, kemudian dikeringkan. Proses penumbuhan kecambah ini akan menghasilkan yang mengandung enzim amilase (yang mampu mengubah karbohidrat menjadi gula, seperti air liur di dalam mulut kita) yang terdiri dari alpha amilase dan beta amilase. Kemudian, Malt ini (bulir gandum berkecambah) dihancurkan dan dicampur dengan air panas atau direbus selama 1 - 2 jam.Setelah menjadi cairan gula, ditambahkan dengan buah hop (yang memberikan rasa pahit). Setelah itu ditambahkan ragi. Di sinilah proses fermentasi dimulai dengan mendiamkannya selama satu hingga tiga minggu. Gula akan menjadi alkohol dan gas karbondioksida. Setelah itu didinginkan, diperas dan disaring. Maka jadilah bir. Itu sebabnya, bir terkadang disebut sebagai roti cair, sebab bahan dasar pembuatnya memang berasal dari bahan yang sama, yaitu bulir gandum.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Golongan psikotropika

Psikotropika yang mempunyai potensi mengakibatkan sindroma ketergantungan digolongkan menjadi4 golongan, yaitu:

  1. Psikotropika golongan I : yaitu psikotropika yang tidak digunakan untuk tujuan pengobatan dengan potensi ketergantungan yang sangat kuat
  2. Psikotropika golongan II : yaitu psikotropika yang berkhasiat terapi tetapi dapat menimbulkan ketergantungan.
  3. Psikotropika golongan III : yaitu psikotropika dengan efek ketergantungannya sedang dari kelompok hipnotik sedatif.
  4. Psikotropika golongan IV : yaitu psikotropika yang efek ketergantungannya ringan.

Berdasarkan Konvensi Perserikatan Bangsa Bangsa tentang pemberantasan peredaran narkotika dan psikotropika, tahun 1988 tersebut maka psikotropika dapat digolongkan sebagai berikut : (didahului dengan nama International dan nama kimia diletakkan dalam tanda kurung)

Psikotropika golongan I

  • Broloamfetamine atau DOB ((±)-4-bromo-2,5-dimethoxy-alpha-methylphenethylamine)
  • Cathinone ((x)-(S)-2-aminopropiophenone)
  • DET (3-[2-(diethylamino)ethyl]indole)
  • DMA ( (±)-2,5-dimethoxy-alpha-methylphenethylamine )
  • DMHP ( 3-(1,2-dimethylheptyl)-7,8,9,10-tetrahydro-6,6,9-trimethyl-6H- dibenzo[b,d]pyran-1-olo )
  • DMT ( 3-[2-(dimethylamino)ethyl]indole)
  • DOET ( (±)-4-ethyl-2,5-dimethoxy-alpha-phenethylamine)
  • Eticyclidine - PCE ( N-ethyl-1-phenylcyclohexylamine )
  • Etrytamine ( 3-(2-aminobutyl)indole )
  • Lysergide - LSD, LSD-25 (9,10-didehydro-N,N-diethyl-6-methylergoline-8beta-carboxamide)
  • MDMA ((±)-N,alpha-dimethyl-3,4-(methylene-dioxy)phenethylamine)
  • Mescaline (3,4,5-trimethoxyphenethylamine)
  • Methcathinone ( 2-(methylamino)-1-phenylpropan-1-one )
  • 4-methylaminorex ( (±)-cis-2-amino-4-methyl-5-phenyl-2-oxazoline )
  • MMDA (2-methoxy-alpha-methyl-4,5-(methylenedioxy)phenethylamine)
  • N-ethyl MDA ((±)-N-ethyl-alpha-methyl-3,4-(methylenedioxy)phenethylamine)
  • N-hydroxy MDA ((±)-N-[alpha-methyl-3,4-(methylenedioxy)phenethyl]hydroxylamine)
  • Parahexyl (3-hexyl-7,8,9,10-tetrahydro-6,6,9-trimethyl-6H-dibenzo[b,d]pyran-1-ol)
  • PMA (p-methoxy-alpha-methylphenethylamine)
  • Psilocine, psilotsin (3-[2-(dimethylamino)ethyl] indol-4-ol)
  • Psilocybine (3-[2-(dimethylamino)ethyl]indol-4-yl dihydrogen phosphate)
  • Rolicyclidine - PHP,PCPY ( 1-(1-phenylcyclohexyl)pyrrolidine )
  • STP, DOM (2,5-dimethoxy-alpha,4-dimethylphenethylamine)
  • Tenamfetamine - MDA (alpha-methyl-3,4-(methylenedioxy)phenethylamine)
  • Tenocyclidine - TCP (1-[1-(2-thienyl)cyclohexyl]piperidine)
  • Tetrahydrocannabinol
  • TMA ((±)-3,4,5-trimethoxy-alpha-methylphenethylamine)


Psikotropika golongan II

  • Amphetamine ((±)-alpha-methylphenethylamine)
  • Dexamphetamine ((+)-alpha-methylphenethylamine)
  • Fenetylline (7-[2-[(alpha-methylphenethyl)amino] ethyl]theophylline)
  • Levamphetamine ((x)-(R)-alpha-methylphenethylamine)
  • Levomethampheta-mine ((x)-N,alpha-dimethylphenethylamine)
  • Mecloqualone (3-(o-chlorophenyl)-2-methyl-4(3H)- quinazolinone)
  • Methamphetamine ((+)-(S)-N,alpha-dimethylphenethylamine)
  • Methamphetamineracemate ((±)-N,alpha-dimethylphenethylamine)
  • Methaqualone (2-methyl-3-o-tolyl-4(3H)-quinazolinone)
  • Methylphenidate (Methyl alpha-phenyl-2-piperidineacetate)
  • Phencyclidine - PCP (1-(1-phenylcyclohexyl)piperidine)
  • Phenmetrazine (3-methyl-2-phenylmorpholine)
  • Secobarbital (5-allyl-5-(1-methylbutyl)barbituric acid)
  • Dronabinol atau delta-9-tetrahydro-cannabinol ((6aR,10aR)-6a,7,8,10a-tetrahydro-6,6,9-trimethyl-3-pentyl-6H- dibenzo[b,d]pyran-1-ol)
  • Zipeprol (alpha-(alpha-methoxybenzyl)-4-(beta-methoxyphenethyl)-1-piperazineethanol)


Psikotropika golongan III

  • Amobarbital (5-ethyl-5-isopentylbarbituric acid)
  • Buprenorphine (2l-cyclopropyl-7-alpha-[(S)-1-hydroxy-1,2,2-trimethylpropyl]-6,14- endo-ethano-6,7,8,14-tetrahydrooripavine)
  • Butalbital (5-allyl-5-isobutylbarbituric acid)
  • Cathine / norpseudo-ephedrine ((+)-(R)-alpha-[(R)-1-aminoethyl]benzyl alcohol)
  • Cyclobarbital (5-(1-cyclohexen-1-yl)-5-ethylbarbituric acid)
  • Flunitrazepam (5-(o-fluorophenyl)-1,3-dihydro-1-methyl-7-nitro-2H-1,4-benzodiazepin-2-one)
  • Glutethimide (2-ethyl-2-phenylglutarimide)
  • Pentazocine ((2R*,6R*,11R*)-1,2,3,4,5,6-hexahydro-6,11-dimethyl-3-(3-methyl-2-butenyl)-2,6-methano-3-benzazocin-8-ol)
  • Pentobarbital (5-ethyl-5-(1-methylbutyl)barbituric acid)


Psikotropika golongan IV

  • Allobarbital (5,5-diallylbarbituric acid)
  • Alprazolam (8-chloro-1-methyl-6-phenyl-4H-s-triazolo[4,3-a][1,4]benzodiazepine)
  • Amfepramone (diethylpropion 2-(diethylamino)propiophenone)
  • Aminorex (2-amino-5-phenyl-2-oxazoline)
  • Barbital (5,5-diethylbarbituric acid)
  • Benzfetamine (N-benzyl-N,alpha-dimethylphenethylamine)
  • Bromazepam (7-bromo-1,3-dihydro-5-(2-pyridyl)-2H-1,4-benzodiazepin-2-one)
  • Butobarbital (5-butyl-5-ethylbarbituric acid)
  • Brotizolam (2-bromo-4-(o-chlorophenyl)-9-methyl-6H-thieno[3,2-f]-s-triazolo[4,3-a][1,4]diazepine)
  • Camazepam (7-chloro-1,3-dihydro-3-hydroxy-1-methyl-5-phenyl-2H-1,4 benzodiazepin-2-one dimethylcarbamate (ester))
  • Chlordiazepoxide (7-chloro-2-(methylamino)-5-phenyl-3H-1,4-benzodiazepine-4-oxide)
  • Clobazam (7-chloro-1-methyl-5-phenyl-1H-1,5-benzodiazepine-2,4(3H,5H)-dione)
  • Clonazepam (5-(o-chlorophenyl)-1,3-dihydro-7-nitro-2H-1,4-benzodiazepin-2-one)
  • Clorazepate (7-chloro-2,3-dihydro-2-oxo-5-phenyl-1H-1,4-benzodiazepine-3-carboxylic acid)
  • Clotiazepam (5-(o-chlorophenyl)-7-ethyl-1,3-dihydro-1-methyl-2H-thieno [2,3-e] -1,4-diazepin-2-one)
  • Cloxazolam (10-chloro-11b-(o-chlorophenyl)-2,3,7,11b-tetrahydro-oxazolo- [3,2-d][1,4]benzodiazepin-6(5H)-one)
  • Delorazepam (7-chloro-5-(o-chlorophenyl)-1,3-dihydro-2H-1,4-benzodiazepin-2-one)
  • Diazepam (7-chloro-1,3-dihydro-1-methyl-5-phenyl-2H-1,4-benzodiazepin-2-one)
  • Estazolam (8-chloro-6-phenyl-4H-s-triazolo[4,3-a][1,4]benzodiazepine)
  • Ethchlorvynol (1-chloro-3-ethyl-1-penten-4-yn-3-ol)
  • Ethinamate (1-ethynylcyclohexanolcarbamate)
  • Ethyl loflazepate (ethyl 7-chloro-5-(o-fluorophenyl)-2,3-dihydro-2-oxo-1H-1,4-benzodiazepine-3-carboxylate)
  • Etil Amfetamine / N-ethylampetamine (N-ethyl-alpha-methylphenethylamine)
  • Fencamfamin (N-ethyl-3-phenyl-2-norborananamine)
  • Fenproporex ((±)-3-[(alpha-methylphenylethyl)amino]propionitrile)
  • Fludiazepam (7-chloro-5-(o-fluorophenyl)-1,3-dihydro-1-methyl-2H-1,4-benzodiazepin-2-one)
  • Flurazepam (7-chloro-1-[2-(diethylamino)ethyl]-5-(o-fluorophenyl)-1,3-dihydro-2H-1,4-benzodiazepin-2-one)
  • Halazepam (7-chloro-1,3-dihydro-5-phenyl-1-(2,2,2-trifluoroethyl)-2H-1,4-benzodiazepin-2-one)
  • Haloxazolam (10-bromo-11b-(o-fluorophenyl)-2,3,7,11b-tetrahydrooxazolo [3,2-d][1,4]benzodiazepin-6(5H)-one)
  • Ketazolam (11-chloro-8,12b-dihydro-2,8-dimethyl-12b-phenyl-4H-[1,3]oxazino[3,2-d][1,4]benzodiazepine-4,7(6H)-dione)
  • Lefetamine - SPA ((x)-N,N-dimethyl-1,2-diphenylethylamine)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Sejarah Narkoba

Sebelum muncul istilah narkoba lama sudah kita mengenal apa yang dinamakan dengan Candu. dalam catatan sejarah kurang lebih tahun 2000 SM di Samaria ditemukan sari bunga opium atau kemudian lebih dikenal dengan nama OPIUM ( Candu = Papavor somniferitum). Bunga ini tumbuh subur didaerah dataran tinggi diatas ketinggian 500 meter diatas permukaan laut. Penyebaran selanjutnya adalah ke daerah India, Cina, dan Wilaya-wilayah Asia lainnya.

Tahun 1806 seorang dokter dari Westphalia bernama friedrich Wilhelim menemukan modifikasi candu yang dicampur amoniak yang dikenal dengan nama Morphin (diambil dari nama dewi mimpi yunani yang bernama Morphius).tahun 1856 waktu pecah perang saudara di Amerika Seriakt, Morphin ini dipergunakan untuk penghilang rasa sakit akibat luka-luka perang.
Tahun 1874 seorang ahli kimia bernama Alder Wright dari London merebus cairan morphin dengan asam anhidrat ( cairan asam yang ada pada sejenis jamur). Campuran ini membawa efek ketika diuji coba pada anjing. Anjing tersebut memberikan reaksi yaitu : tiarap, ketakutan, mengantuk, dan muntah-muntah. Tahun 1898 pabrik obat "BAYER" memproduksi obat tersebut dengan nama HEROIN, sebagai obat resmi penghilang sakit. saat ini Heroin tidak lagi dipakai sebagai obat, hanya Morphin saja. Perkembangan teknologi tak dapat dibendung, sehingga candu tersebut diolah dengan berbagai campuran khusus dan jenisnyapun bertambah banyak seperti Extasy, Putaw, dan sebagainya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Bahan Kimia Pada Plastik


Penggunaan plastik untuk membungkus makanan semakin popular kerana kelebihan yang ada padanya, contohnya tahan lama, teguh dan mudah digunakan, berbanding dengan pembungkus tradisional. Tidak hairanlah jika kita banyak bergantung kepada plastik sebagai satu bahan wajib dalam proses pembungkusan makanan, walaupun kaedah tradisional menggunakan sumber alam lebih murah harganya sehingga kita tidak menyedari bahaya plastik serta komponen-komponen kimia yang terkandung di dalamnya. Walaupun banyak maklumat disebarkan oleh pihak berwajib mengenai kesan kimia yang hadir akibat tindakbalas makanan dalam bahan pembungkusan namun disebabkan terlalu bergantung kepada plastik membuatkan sesetengah pihak, khususnya pengusaha makanan terpaksa mengabaikan kesannya dengan berharap agar bahan yang digunakan oleh mereka selamat.

Kandungan Kimia
Plastik yang dijadikan bahan pembungkus diperbuat daripada pelbagai bahan kimia seperti polietilina, polietilina terefatalat, propilina dan polivinil klorida. Selain itu, sejenis bahan pelembut (plasticizers) turut dimasukkan bagi membolehkan plastik yang hasilkan untuk pembungkusan ini bertekstur licin dan mudah dilentur atau dibentuk dalam pelbagai bentuk yang menarik. Bahan pelembut ini kebanyakannya terdiri daripada kumpulan phthalate. Manakala yang lainnya bergantung kepada jenis plastik, termasuk bahan pelekat yang digunakan dan dakwat untuk menandakan nama pengeluar.

Oleh itu, semua bahan kimia yang hendak digunakan untuk menghasilkan plastik pembungkus itu sendiri secara amnya perlu mendapat pengesahan daripada pihak berwajib sebelum boleh digunakan. Kebenaran untuk menggunakan hanya dapat diperoleh sekiranya bahan kimia yang hendak digunakan ini telah dapat disahkan sebagai selamat dan digunakn pada kadar yang telah ditetapkan. Paling penting, bahan kimia dan kadar penggunaannya tidak boleh mengakibatkan kanser kepada pengguna.


Kesan Yang Dialami
Secara amnya, tiada sebarang masalah dengan plastik pembungkus. Masalah hanya timbul jika plastik pembungkus itu diperbuat daripada PVC. Plastik pembungkus jenis ini didapati mengeluarkan bahan pelembut DEHA ke dalam makanan. Persoalannya, apakah makanan seperti itu dapat membahayakan ataupun tidak? Perkara ini dibangkitkan selepas satu kajian yang dilakukan oleh Pertubuhan Pengguna di Amerika Syarikat pada tahun 1998 mendapati terdapat bahan kimia DEHA di dalam keju yang dibungkus dalam plastik pembungkus yang diperbuat daripada PVC.

Kandungan DEHA yang dikenal pasti itu didapati berada pada kepekatan yang tinggi, iaitu lebih kurang 300,000 kali ganda had yang ditetapkan oleh Pentadbiran Makanan dan Ubat-Ubatan Amerika Syarikat.

Namun sehingga kini kesannya kepada pengguna masih belum dapat dipastikan. Tetapi daripada data kajian yang dijalankan terhadap haiwan, DEHA berupaya merosakkan sistem peranakan dan menghasilkan janin yang cacat, selain mengakibatkan kanser hati walaupun perkara yang sama tidak ditemui pada tikus.

DEHA didapati mempunyai aktiviti yang menyamai sejenis hormon estrogen (dianggap sebagai hormon wanita kerana mampu memberikan sifat-sifat kewanitaan). Namun kesan sebenarnya masih belum diselidiki sepenuhnya. Maklumat yang diperoleh daripada haiwan kajian, walaupun mungkin tidak boleh dikaitkan secara langsung kepada manusia, boleh menjadi satu petunjuk tentang apa yang mungkin terjadi kepada manusia. Ini adalah langkah pertama dalam usaha kita untuk menentukan sejauh mana phthalates selamat digunakan oleh manusia.


Langkah keselamatan
Walaupun tiada bukti kukuh untuk menghubungkan DEHA dalam makanan dengan gangguan kesihatan, kita perlu berwaspada dan seboleh-bolehnya mengelakkan penggunaannya secara meluas. Beberapa negara, contohnya Britain, telah mengkaji semula perkara ini dan mendapati bahawa masalah ini dapat dikurangkan dengan penggunaan bahan pelembut mengurangkan penyerapan DEHA ke dalam makanan.

Di Eropah, Suruhanjaya Eropah telah menetapkan had kandungan DEHA yang dibenarkan menyerap ke dalam makanan sebanyak 18 bahagian bagi setiap juta bahagian. Makanan yang mengandungi DEHA melebihi paras ini dianggap tidak selamat untuk dimakan. Penetapan had ini dilakukan berdasarkan hasil kajian dan piawaian yang ditetapkan oleh kerajaan Eropah yang menggalakkan penggunaan DEHA dikurangkan sama ada dengan dicampurkan atau digantikan terus dengan bahan pelembut lain.

Sekiranya boleh, anda digalakkan untuk menggunakan plastik pembungkus yang tidak mengandungi bahan pelembut. Ini mungkin sukar kerana kita sebenarnya tidak tahu sejauh mana bahan pelembut digunakan dalam plastik pembungkus. Namun begitu, ada beberapa plastik pembungkus yang dikatakan tidak mengandungi bahan pelembut iaitu plastik pembungkus yang diperbuat daripada polietilina atau bekas plastik yagn digunakan di rumah seperti jenama Tupperware. Satu cara lagi untuk memastikan plastik itu daripada jenis PVC atau tidak, adalah dengan melihat di bawah bekas plastik yang biasanya mempunyai beberapa tanda tulisan seperti berikut:

* EVA kopolimer etilina vinilaserat
* HDPE polietilina ketumpatan tinggi
* PE polietilina
* PET polietilina terefatalat
* PP polipropilina
* p-PVC polivinil klorida yang dirawat dengan bahan pelembut

Selain itu, anda juga boleh menggunakan bahan pembungkus seperti daun pisang yang sudah dibersihkan dan disalai. Namum bahan pembungkus seperti ini biasanya tidak tahan lama dan kurang praktikal, selain sukar didapati.


Tindakbalas Dakwat Berplumbum
Cara penggunaan juga sering menimbulkan masalah. Sebagai contoh, plastik pembungkus yang telah digunakan disimpan dan digunakan semula untuk membungkus makanan. Dalam proses membungkus makanan, pengguna mungkin membalikkan plastik pembungkus supaya bahagian luar akan diletakkan di bahagian dalam. Dalam keadaan ini, makanan mungkin akan bersentuhan dengan label yang mengandungi dakwat berplumbum. Penyimpanan makanan yang berasid lemah seperti buah limau yang sudah dikupas sudah cukup untuk mengeluarkan plumbum (100 mikrogram plumbum dalam masa 10 minit) daripada dakwat. Walaupun kandungan plumbum yang diserap masuk ke dalam makanan mungkin tidaklah begitu tinggi namun sekiranya makanan yang sedemikian dimakan setiap hari, kesannya sudah cukup untuk menjejaskan kesihatan seseorang. Walaupun ini mungkin tidak berlaku kepada orang dewasa, tetapi ia sudah cukup untuk memberikan kesan kepada janin, bayi dan kanak-kanak yang sememangnya diketahui lebih sensitif terhadap pendedahan plumbum pada kepekatan yang rendah. Justeru itu, ibu yagn hamil haruslah berhati-hati dalam perkara ini supaya masalah sedemikian tidak dialami pada janin yang dikandung.

Selain itu, kebanyakan plastik yang dibuat sebelum adanya ketuhar gelombang mikro direka dengan mempunyai ketahanan pada suhu yang tinggi tetapi masih tidak mampu untuk memberi ketahanan yang sewajarnya sekiranya dikenakan suhu dalam ketuhar gelombang mikro yang biasanya antara 400 darjah Fahrenheit hingga 500 darjah Fahrenheit. Justeru itu, pengeuraian akan berlaku sekiranya suhu yang tinggi dikenakan kepada barang plastik berkenaan. Komponen lapisan polietilina terephalate (PET) akan bergerak lebih jauh daripada yang dijangkakan. Keadaan ini akan mengakibatkan berlakunya retakan pada lapisan PET, dan ini membolehkan bahan-bahan pelekat yang terdapat pada bekas plastik berkenaan serta bahan kimia terurai dan menyerap masuk ke dalam makanan. Sekiranya terdapat bahan yang mudah terbakar seperti kertas, keadaan ini akan menghasilkan debu yang dapat memasuki makanan dan mengakibatkan makanan berkenaan kurang sesuai untuk dimakan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Bahan Kimia Pada Rokok

Apakah Anda termasuk orang yang mempunyai kepedulian yang besar dengan masalah kesehatan? Jika ya, maka tulisan ini sangat berguna bagi Anda. Tahukah kita, tanpa kita sadari, lingkungan sekitar kita, termasuk barang-barang kebutuhan sehari-hari yang kita gunakan, dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan tubuh kita. Tanpa sadar kita telah menghirup bahan-bahan kimia berbahaya yang berasal dari benda-benda yang terdapat di tempat tinggal kita. Berikut ini penulis uraikan beberapa bahan kimia berbahaya yang sering terkontaminasi dengan tubuh kita tanpa kita sadari. Meskipun kadar bahan-bahan kimia yang masuk ke udara tersebut belum melebihi ambang batas yang diperbolehkan, namun jika terjadi paparan dalam waktu yang lama dan terus menerus dapat berpengaruh bagi kesehatan kita.

1. Asbes

Asbes merupakan serat mineral silika yang bersifat fleksibel, tahan lama dan tidak mudah terbakar. Asbes banyak digunakan sebagai penghantar listrik dan penghantar panas yang baik. Asbes banyak digunakan sebagai isolator panas dan pada pipa saluran pembuangan limbah rumah tangga, dan bahan material atap rumah. Asbes banyak digunakan dalam bahan-bahan bangunan. Jika ikatan asbes dalam senyawanya lepas, maka serat asbes akan masuk ke udara dan bertahan dalam waktu yang lama.

2. Bioaerosol

Kontaminan biologi seperti virus, bakteri, jamur, lumut , serangga atau serbuk sari tumbuhan. Kontaminan biologi tersebut jika dihembus oleh angin akan masuk ke udara dan mencemari udara bersih.

3. Formaldehid

Formaldehid merupakan aldehid sederhana. Gas formaldehid tidak berwarna dan diemisikan dari bahan-bahan bangunan, industri rumah tangga atau proses pembakaran. Formaldehid juga terdapat pada produk kayu yang dipres, papan, papan dinding, tekstil (seperti pada karpet dan pakaian).

Formaldehid dapat masuk ke udara akibat terjadi pengikisan dan penguapan akibat panas yang tinggi.

4. Bahan-bahan pertikulat

Dalam kehidupan sehari-hari pertikulat dikenal dengan istilah debu yang berterbangan di udara. Partikulat juga bisa ditemui dalam bentuk logam-logam berta yang jika terhirup oleh manusia akan mengakibatkan penyakit.

5. Senyawa organik volatil (Volatil Organic Compound)

Senyawa organik volatil (VOC) mudah menguap pada suhu kamar. VOC sering ditemui dalam bentuk aerosol yang terdapat pada pembersih, cat, vernis, produk-produk kayu yang di-pres, pestisida, dan semir.

6. Karbon monoksida (CO)

Karbon monoksida atau CO adalah suatu gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan juga tidak berasa. Gas CO dapat berbentuk cairan pada suhu dibawah 129oC. Gas CO sebagian besar berasal dari pembakaran bahan fosil dengan udara, berupa gas buangan. Kota besar yang padat lalu lintasnya akan banyak menghasilkan gas CO sehingga kadar CO dalam uadra relatif tinggi dibandingkan dengan daerah pedesaan. Selain itu dari gas CO dapat pula terbentuk dari proses industri. Secara alamiah gas CO juga dapat terbentuk, walaupun jumlahnya relatif sedikit, seperti gas hasil kegiatan gunung berapi, proses biologi dan lain-lain. Secara umum terbentuk gas CO adalah melalui proses berikut ini :

Pertama, pembakaran bahan bakar fosil.

Kedua, pada suhu tinggi terjadi reaksi antara karbondioksida (CO2) dengan karbon C yang menghasilkan gas CO.

Ketiga, pada suhu tinggi, CO2 dapat terurai kembali menjadi CO dan oksigen.

Penyebaran gas CO diudara tergantung pada keadaan lingkungan. Untuk daerah perkotaan yang banyak kegiatan industrinya dan lalu lintasnya padat, udaranya sudah banyak tercemar oleh gas CO. Sedangkan daerah pimggiran kota atau desa, cemaran CO diudara relatif sedikit. Ternyata tanah yang masih terbuka dimana belum ada bangunan diatasnya, dapat membantu penyerapan gas CO. Hal ini disebabkan mikroorganisme yang ada didalam tanah mampu menyerap gas CO yang terdapat diudara. Angin dapat mengurangi konsentrasi gas CO pada suatu tempat karena perpindahan ke tempat lain.

Karbon monoksida (CO) apabila terhisap ke dalam paru-paru akan ikut peredaran darah dan akan menghalangi masuknya oksigen yang akan dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat terjadi karena gas CO bersifat racun metabolisme, ikut bereaksi secara metabolisme dengan darah. Seperti halnya oksigen, gas CO bereaksi dengan darah (hemoglobin) :

Hemoglobin + O2 -> O2Hb (oksihemoglobin)

Hemoglobin + CO -> COHb (karboksihemoglobin)

Konsentrasi gas CO sampai dengan 100 ppm masih dianggap aman jika waktu kontak hanya sebentar. Gas CO sebanyak 30 ppm apabila dihisap manusia selama 8 jam akan menimbulkan rasa pusing dan mual. Pengaruh karbon monoksida (CO) terhadap tubuh manusia ternyata tidak sama dengan manusia yang satu dengan yang lainnya. Konsentrasi gas CO disuatu ruang akan naik bila di ruangan itu ada orang yang merokok. Orang yang merokok akan mengeluarkan asap rokok yang mengandung gas CO dengan konsentrasi lebih dari 20.000 ppm yang kemudian menjadi encer sekitar 400-5000 ppm selama dihisap. Konsentrasi gas CO yang tinggi didalam asap rokok menyebabkan kandungan COHb dalam darah orang yang merokok jadi meningkat. Keadaan ini sudah barang tentu sangat membahayakan kesehatan orang yang merokok. Orang yang merokok dalam waktu yang cukup lama (perokok berat) konsentrasi COHb dalam darahnya sekitar 6,9%. Hal inilah yang menyebabkan perokok berat mudah terkena serangan jantung.

Pengaruh konsentrasi gas CO di udara sampai dengan dengan 100 ppm terhadap tanaman hampir tidak ada, khususnya pada tanaman tingkat tinggi. Bila konsentrasi gas CO di udara mencapai 2000 ppm dan waktu kontak lebih dari 24 jam, maka kana mempengaruhi kemampuan fiksasi nitrogen oleh bakteri bebas yang ada pada lingkungan terutama yang terdapat pada akar tanaman.

Penurunan kesadaran sehingga terjadi banyak kecelakaan, fungsi sistem kontrol syaraf turun serta fungsi jantung dan paru-paru menurun bahkan dapat menyebabkan kematian. Waktu tinggal CO dalam atmosfer lebih kurang 4 bulan. CO dapat dioksidasi menjadi CO2 dalam atmosfer adalah HO dan HO2 radikal, atau oksigen dan ozon. Mikroorganisme tanah merupakan bahan yang dapat menghilangkan CO dari atmosfer.

Dari penelitian diketahui bahwa udara yang mengandung CO sebesar 120 ppm dapat dihilangkan selama 3 jam dengan cara mengontakkan dengan 2,8 kg tanah (Human, 1971), dengan demikian mikroorganisme dapat pula menghilangkan senyawa CO dari lingkungan, sejauh ini yang berperan aktif adalah jamur penicillium dan Aspergillus.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Bahan Kimia Berbahaya

Secara umum bahan kimia berbahaya dibagi 7 bagian :
1. Bahan kimia mudah meledak
2. Bahan kimia mudah terbakar
3. Bahan kimia beracun
4. Bahan kimia korosif
5. Bahan kimia oksidator : reaktif dan melepaskan oksigen
6. Bahan kimia reaktif : mudah bereaksi dan melepas panas atau
gas, dikarenakan bereaksi dengan air atau asam
7. Bahan kimia radioaktif

Sebanyak 160 negara pada Konvensi Stockholm sepakat memasukkan sembilan bahan kimia ke daftar zat berbahaya yang dapat menewaskan manusia, merusak saraf dan sistem kekebalan tubuh, menyebabkan kanker, dan merusak organ reproduksi serta mengganggu pertumbuhan janin dan anak-anak. Sembilan bhan kimia itu seperti yang dirilis www.unep.org itu antara lain:

  • Alpha hexachlorocyclonehexane

  • Beta hexachlorocyclohexane; Meskipun penggunaan alfa dan beta HCH sebagai insektisida sudah dihapuskan secara bertahap beberapa tahun lalu, tapi bahan kimia itu masih terus diproduksi secara tidak sengaja sebagai buangan dari penggunaan lindane, bahan kimia yang digunakan sebagai insektisida untuk pertanian.

  • Hexabromodiphenyl ether dan heptabromodiphenyl ether

  • Tetrabromodiphenyl ether dan pentabromodiphenyl ether; Varian bromodiphenyl ether merupakan kelompok bahan kimia mengandung bromin yang dapat mencegah pembakaran pada bahan organik. Substansi ini sering digunakan sebagai zat tambahan pada alat pemadam api.

  • Chlordecone; merupakan senyawa organik yang yang digunakan untuk pestisida pertanian

  • Hexabromobiphenyl; merupakan bahan kimia industrial yang digunakan sebagai pemadam api. Berdasarkan data yang ada, HBB sudah tidak lagi diproduksi ataupun digunakan

  • Lindane; dulu sering digunakan sebagai insektisida dalam skala yang lebih luas, misalnya untuk perawatan benih dan tanah, penggunaan pupuk foliar, perawatan pohon dan kayu, dan juga untuk melawan bakteri ectoparasite di tubuh hewan atupun manusia.

  • Pentachlorobenzene; digunakan dalam produk-produk PCB, bahan pewarna, pemadam api, dan bahan kimia perantara seperti quintozene. PeCB juga diproduksi secara tidak sengaja selama proses pemanasan atau pembakaran dalam kegitan industri.

  • Perfluorooctane sulfonis acid dan perfluorooctane sulfonyl fluoride; sering ditemukan pada alat elektronik, busa pemadam api, cairan hidrolik, dan industri tekstil.

Pesan yang dibawa dalam konferensi itu sangat jelas yakni tanpa adanya usaha utuk menjawab tantanga masa depan POP, resiko yang dibawa sejumlah bahan kimia itu akan terus menghantui dan dukungan global untuk meminimalisir dampaknya kepada kesehatan manusia dan lingkungan juga akan gagal.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments