Penyedap Makanan yang Perlu Dikurangi

Kerupuk dan keripik.
Kerupuk  adalah salah satu makanan favorit bagi banyak orang. Saking sukanya,  kita kerap menjadikan kerupuk sebagai "aksesori" wajib saat makan tiba.  Kita tidak sadar kalau makanan renyah yang satu ini bisa berbahaya bagi  kesehatan. Apalagi kalau dikonsumsi berlebihan.
Menurut dr. Johanes C. Chandrawinata, MND, SpGK, kerupuk mengandung kalori, lemak, dan natrium yang tinggi. Kelebihan lemak (yang terdapat di sekujur kerupuk) dan kalori, sudah pasti akan menyebabkan kegemukan. Sementara itu, natrium yang tinggi dapat memicu tekanan darah tinggi. Satu lagi bahaya kerupuk yang wajib kita waspadai adalah sifat karsinogen yang dibawa oleh zat pewarna buatan kerupuk. Karsinogen adalah zat kimia yang dapat meningkatkan risiko berbagai jenis kanker.
Bila kebiasaan makan kerupuk sulit dihentikan, coba antisipasi dengan memilih kerupuk yang diolah dengan pasir panas dan tanpa pewarna buatan. Contohnya, kerupuk kemplang dari Palembang dan kerupuk mlarat dari Cirebon (tanpa warna). Kedua jenis kerupuk tradisional ini berkalori rendah karena tidak tersentuh oleh minyak goreng.
Kecap manis
Kalau  lauk tak karuan rasanya, kecap sering jadi penolong. Rasanya yang  manis, gurih, membuat kecap jadi teman makan yang sulit diabaikan. Yang  tak pernah kita pahami, kecap memiliki kandungan natrium, penyedap rasa  (monosodium glutamate/MSG), serta zat pengawet makanan yang tinggi.  Kombinasi ketiganya sangat berbahaya bagi kesehatan, terutama bagi  penderita penyakit darah tinggi dan batu ginjal. Oleh karenanya, kita  disarankan untuk menggunakan kecap hanya pada waktu memasak saja.  Kadarnya juga tidak boleh berlebihan.
Bagaimana bila kita sulit menghentikan kebiasaan menambahkan kecap ke setiap masakan? Ganti dengan molase organik. Molase adalah sirup kental berwarna coklat gelap, yang merupakan hasil penyulingan gula tebu. Bahan pemanis yang satu ini dapat kita beli di swalayan organik terdekat.
Saus tomat, saus  sambal
Rasanya memang kurang nikmat kalau ngemil tanpa  ditemani saus tomat atau saus sambal. Padahal, sama seperti kecap, saus  juga dapat merusak kesehatan jika dikonsumsi terlalu banyak. Si "biang  gara-gara" masih berkaitan dengan kandungan natrium, bahan pewarna, dan  bahan pengawet di dalamnya.
"Bukan berarti kita lantas sama sekali tidak boleh menikmati saus," kata dr. Johanes, "Hanya saja, konsumsinya harus dibatasi." Asal jangan terlalu banyak dan jangan terlalu sering. Lebih baik lagi kalau kita lebih selektif ketika membeli saus. Pilihlah yang kandungan natriumnya rendah. Sesuai anjuran BPOM, batas konsumsi natrium yang diperbolehkan adalah 1.000 mg/ kg saus. Atau, lebih baik lagi kalau kita mau meluangkan sedikit waktu untuk membuat saus sendiri.
Cara  membuat saus tomat sehat
Saus tomat yang sehat bisa kita  buat sendiri di rumah. Perlu diingat, saus buatan sendiri ini lebih  mudah kedaluarsa karena tidak menggunakan bahan pengawet. Maka, buatlah  saus hanya sebanyak yang kita perlukan.
Bahan:
Tomat segar  secukupnya
Gula sesuai selera
Garam
Cara membuat:
1.  Rebus air di dalam panci hingga mendidih.
2. Masukkan tomat selama  beberapa menit hingga kulitnya terlihat agak mengelupas. Angkat.
3.  Kupas dan sisihkan kulit tomat. Haluskan tomat dengan menggunakan  blender.
4. Masukkan tomat yang sudah dihaluskan ke dalam wajan panas  tanpa minyak. Masak.
5. Masukkan gula dan garam. Masak dan aduk  sampai kesat.
6. Dinginkan. Simpan di wadah yang terbuat dari kaca,  jangan lupa beri catatan tanggal pembuatan. Kemudian simpan di lemari es  agar lebih awet.






 
 
 


